7 Fakta Aneh di Sekitar Kita
1. GAJI pemain sinetron bisa
mencapai puluhan juta padahal tak jarang adegan filmnya
mempertontonankan pergaulan bebas, tawuran, bunuh-membunuh [terutama fim
remaja] sedangkan gaji guru masih ada yang tidak lebih dari satu juta
rupiah, padahal ilmu yang diajarkannya jelas bermanfaat seumur hidup.
2.
Orang tua sering merasa bangga anaknya mampu juara kelas, padahal baca
Al-Qur’an saja tidak becus. Harusnya anak-anak itu setidaknya bisa
mengkhatamkan Al-Qur’an baru bisa disebut juara, dan masalah nilai
akademis Insya Allah akan baik, karena dasar ilmu agama itu akan
menjadikan karakternya kuat untuk mengejar ilmu pengetahuan setelah
membaca ayat-ayat Allah yang menegaskan keutamaan menuntut ilmu.
3.
Kita lebih kasihan melihat pengemis di pinggir jalan lalu sedekah
seribu/ dua ribu padahal bisa jadi ‘mengemis itu profesi yang gajinya
melebihi pegawai negeri’. Jika ingin sedekah, mengapa tidak kita
masukkan saja ke kotak amal tempat ibadah, atau kita tabung lalu saat
uang cukup banyak kita belikan kitab suci dan kita hibahkan, Insya Allah
itu akan jauh lebih bermanfaat untuk memperdalam ketakwaan pada Allah,
semoga pahalanya mengalir baik untuk siapapun yang membaca kitab suci
tersebut maupun untuk kita sendiri.
4. Seorang anak hanya karena
nilai salah satu mata pelajaran rendah di saat ulangan sampai dipukul,
padahal bisa jadi nilai mata pelajaran yang lain bagus. Justru orang tua
harus paham kelebihan anaknya pada mata pelajaran apa sehingga ke
depannya tahu harus dimotivasi kuliah jurusan apa, bukan malah
dipaksakan untuk matian-matian pada satu jenis mata pelajaran hingga
bisa jadi mata pelajaran lain terabaikan.
5. Banyak yang berpikir
malunya jika menguliahkan anaknya di Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, hanya karena kita berada di Negara Indonesia. Padahal,
justru karena kita berada di negara Indonesia maka lapangan kerja dari
jurusan tersebut terbuka lebar, terutama untuk guru sebab otomatis mata
pelajaran tersebut tidak akan pernah dihapus. Lalu profesi lain bisa
menjadi penulis, penyunting buku, usaha penerbitan, penulis skenario,
dosen/praktisi bahasa, reporter/wartawan, pembuat kata-kata
bijak/menarik untuk tampilan baju, dan lain-lain.
6. Beli
kosmetik berharga ratusan ribu berasa murah, sedangkan beli buku yang
jelas manfaatnya seumur hidup dan tak lebih dari lima puluh ribu
dikatakan mahal. Hidup tanpa gadget [handphone] serasa dunia hampa,
sedangkan hidup tanpa baca Al-Qur’an seolah biasa. Traktir pacar hingga
ratusan ribu dianggap kewajaran, sedangkan membelikan oleh-oleh untuk
saudara/orang tua dianggap berlebihan.
7. Dipuji ibu dengan
ujaran “Anakku, cantik/tampan” cuma dianggap “Wajar namanya ibu sendiri,
udah basi”, giliran pacar yang bukan mukhrim yang memuji “Langsung tak
tidur semalaman karena terbayang-bayang, seolah tak pernah mendengar
pujian itu seumur hidupnya.”
(ghellda moelyanie)