+44(0) 1234 567 890 info@domainname.com

Tuesday, February 10, 2015

Harus Sampai di Sini

February 10, 2015

Share it Please

 “Bella.” Panggil seorang cowok kepada kekasihnya. Seorang gadis yang telah behasil memikat hati dan telah membuat ia jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Namun, kali ini sang kekasih telah bertekad untuk berubah dari sifatnya yang playboy, yang suka gonta-ganti cewek, dan suka menyakiti hati perempuan. Ia juga sudah bertekad untuk merubah sikapnya demi menjaga hubungannya dengan Bella.
“Miko.” sahut Bella yang kemudian menoleh. Bella, gadis cantik yang mempunyai hati baik nan lembut. Tipe cewek yang setia. Bella sangat menyayangi Miko melebihi ia menyayangi dirinya sendiri. Mereka berdua sudah menjalin hubungan sejak kelas 2 SMA. Sekarang mereka sudah kuliah semester enam. Jadi, kurang lebih hubungan mereka sudah terjalin selama 5 tahun. Sejak dulu Bella sudah mendambakan sosok kekasih seperti Miko yang sangat sayang sekali kepadanya. Baginya, Miko adalah pangeran berkuda putih miliknya.
“udah nunggu lama?” tanya Miko yang tak enak hati.
“gak kok,”
“kalo gitu kita langsung berangkat saja ya.” Ajaknya yang sudah mempunyai janji dengan Bella untuk pergi ke Mall
“baikklah,”
Mereka berdua segera menuju ke mobil. Selama perjalanan tak hentinya mereka mengobrol. Ada saja yang mereka bicarakan. Pasangan ini sungguh kompak. Pantas saja mereka dijuluki best couple love di kampusnya.
“oh ya Mik, kita ke mall mau ngapain?” tanya Bella disela-sela obrolannya dengan Miko.
“ya ampun sayang, kamu lupa ya kita ke mall mau ngapain?” Miko malah balik bertanya, dan masih fokus untuk menyetir.
“emang apa Mik? Aku lupa, hehe,” ujar Bella sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
“hemm. kan aku mau beli jaket couple buat kita berdua. Biar makin kompak. Masa lupa sih kamu?” jawabnya seraya tersenyum.
“oh iya. Maaf ya sayang aku lupa,”  kata Bella sedikit tersenyum kecut karena takut Miko akan kecewa.
no problem sayang,” ujarnya sambil memegang tangan Bella dengan lembut. Bella membalas dengan senyuman manis yang ia torehkan dari bibirnya dan berhasil menggembok hati Miko hanya untuknya.
Tak berapa lama akhirnya mereka berdua sudah sampai di mall dan segera menuju ke toko yang Miko maksut.
“Mik jaket ini bagus deh,” ujar Bella saat melihat jaket berwarna coklat tanah. Dan punggung jaket yang bergambar tokoh kartun kesukaannya, yaitu Garfield.
“kamu suka?” tanya Miko ikut melihat.
“hehe. Iya,”
“kapan-kapan saja ya sayang, aku beliin buat kamu,” kata Miko.
“iya Miko. Aku juga gak minta dibeliin kok,” sahut Bella yang tak mau dikira cewek matre.
“mbak!” panggil Miko kepada salah satu pegawai.
“iya mas. Ada yang bisa saya bantu?” jawab pegawai itu dengan tersenyum.
“saya sama cewek saya mau mesen jaket couple. Bisa gak?” tanyanya.
“oh bisa mas, bisa. Mari ikut saya!” ajak petugas itu ke kantor pemesanan yang diikuti oleh Miko dan Bella dibelakangnya.
“silahkan duduk mas, mbak!” ujar pegawai itu mempersilahkan Miko dan Bella untuk duduk.
“anda mau pesen jaket yang seperti apa?” lanjut pegawai itu bertanya kepada Miko.
“saya mau yang ada tulisannya ever love. Setelah itu warna jaketnya merah dan dipadukan dengan warna hitam. Ukuran jaketnya, mbak bisa kira-kira sendiri kan?” jelas Miko kepada pegawai itu tentang jaket yang ia pesan.
“baiklah,”
“Bel kamu setujukan?”
“aku terserah kamu aja Mik,” jawab Bella.
“oke. Mbak saya pamit dulu. Kira-kira kapan bisa saya ambil?”
“hari Jumat bisa mas,” jawab pegawai itu.
Kini Bella dan Miko dalam perjalanan ke tempat parkir. Saat Bella menoleh ia melihat ada salah satu tempat di mall, yang membuat langkahnya terhenti sejenak. Tempat itu adalah tempat untuk para orang tua menitipkan anaknya saat mereka sedang berbelanja.
“Mik lihat deh! Anak-anak itu lucu-lucu ya, kayak aku. Hehe,” kata Bella yang masih tetap fokus melihat ke tempat tersebut.
“kenapa? Kamu mau punya anak kayak mereka?” tanya Miko sedikit menggoda.
“hehe. Iya,”
“secepatnya aku bakal meminang kamu Bel, karena aku gk mau kehilangan kamu” ucap Miko sambil membelai rambut panjang Bella.
“hem. iya Mik,” ucap Bella disertai senyuman.
***
Saat ini Miko sedang berada dikampusnya. Ia sedang menuju ke kantin untuk makan siang karena rasa laparnya sudah tak dapat ia tahan lagi. Sedangkan Bella tak menemaninya karena masih ada kuliah.
“Mik, sini woyy!” panggil teman Miko yang bernama Fadli.
“hey Fad,” balas Miko lalu menghampirinya.
“bu bakso, es teh manis satu,” lanjutnya untuk memesan makanan.
“baik mas, tunggu sebentar,” jawab ibu kantin. Tak sampai menunggu lama pesanan pun datang dan Miko langsung melahapnya.
“pelan-pelan Mik,” tegur Fadli.
“hehe. Gue laper banget Fad. Uhuk uhuk,”
“minum dulu sono!” perintah Fadli. Miko pun meminum es teh manisnya sedikit.
“gimana jaketnya udah jadi?” tanya Fadli.
“belum.”
“lama banget. Perasaan lo mesen udah dari lima hari yang lalu,”
“namanya juga mesen,” jawab Miko dan masih melahap baksonya.
“ciyee yang habis ini mau couplean jaket sama Bella. Makin kompak aja dong,” goda Fadli.
“ya harus dong. Lo cari cewek sono. Betah banget lo ngejomblo. Apa jangan-jangan lo..,” ucap Miko yang terpotong lalu diselingi tawa.
“enak aja lo Mik,” tukas Fadli, tau apa yang dimaksut Miko.
***
Kemarin Miko sudah  mengambil jaket yang ia pesan tempo hari meskipun Bella tak dapat menemaninya. Karena ada acara keluarga di Bandung. Tapi Miko sudah menghubungi Bella agar hari ini ia bisa ke taman, tempat mereka biasa berkencan untuk mengenakan jaket itu bersama-sama.
“Bella mana sih? Lama banget,” Miko gelisah menunggu Bella yang tak kunjung kelihatan batang hidungnya. Sudah satu jam ia menunggu di taman. Banyak pula pasangan kekasih yang sedang berkencan dimalam minggu seperti ini.
“eh apa-apaan sih lo?” tiba-tiba ada yang menutup matanya dari belakang. “siapa lo? Lepasin gak!” ucapnya lagi.
“em siapa ya? Kasih tahu gak ya?” goda orang itu, yang ternyata Bella.
“Bella,” pekik Miko lalu membalikkan badannya.
“maaf ya Mik aku lama,”
it’s oke kok sayang. Sampai 50 tahun pun kamu bakal aku tunggu kok,” ucapnya bergombal ria.
“Bel kita duduk dibangku itu yuk!” ajak Miko.
“yuk,”
 “oh iya Bel. Nih jaketnya, kamu lihat deh!” ucap Miko sambil memberikan jaket itu kepada Bella.
“ya ampun sayang, ini bagus banget,” ujar Bella. “kita pakek bareng-bareng ya,” ajaknya
“oke sayang,” Miko pun segera memakainya.
Miko dan Bella tengah menikmati malam minggu yang sangat romantis ini.
“Mik, gak kerasa yah hubungan kita udah berjalan lima tahun lebih. Aku pengen kayak gini terus sama kamu.” ucap Miko sambil menidurkan kepalanya kebahu sang kekasih. Lalu dibalas rangkulan hangat dari Miko.
“iya Bel. Aku juga mau kita sama-sama terus,”
“semoga tidak ada satu orang pun yang bisa memisahkan cinta kita ya Mik. I love you,” ucap Bella dan membisikkan kata cinta ketelinga Miko.
love you too sayang,” balasnya sambil mengecup kening Bella.
Hari sudah larut malam Bella mengajak Miko untuk segera pulang.Setelah sampai dirumah ia langsung masuk ke dalam. Tapi kedatangan Bisma sudah ditunggu-tunggu oleh papanya diruang tamu.
“papa tumben jam segini belum tidur?” tanya Miko kepada papanya yang sedang duduk disofa dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar.
“papa memang sengaja menunggu kamu. Dari mana saja kamu Mik?” tanya papanya dengan suara pelan.
“dari keluar sama Bella pa. Oh ya, maksud papa sengaja nunggu Miko apa ya?” Miko balik bertanya.
“ada yang mau papa bicarakan sama kamu. Ayo kamu duduk dulu!” ujar papanya dan Miko langsung duduk disofa samping papanya.
“bicara apa pa?” tanyanya dengan nada sopan.
“papa mau jodohin kamu dengan anak sahabat papa. Anaknya itu sahabat kamu waktu kecil,” ujar papanya dan berhasil membuat Miko terkejut bukan main.
“apa pa? Maksut papa Franda? Tapi bagaimana dengan Bella? Miko sangat mencintainya pa,” ucap Miko dengan suara bergetar. Ia masih belum bisa menerima kenyataan pahit seperti ini. Ia juga merasa tak mampu jika harus berpisah dengan Bella, wanita yang sangat ia cintai.
“ayolah Mik! Ini juga demi persahabatan papa dengan papanya Franda. Asal kamu tahu Franda sangat mencintai kamu. Dia ingin disisa hidupnya menikah dengan kamu,” papanya masih saja berusaha untuk merayu.
“maksut papa apa? Miko sama sekali tidak mencintai Franda. Miko dan dia hanya sebatas sahabat dan toh Franda sudah menghilang sejak dia pindah SMA ke luar kota pa,” Miko masih berusaha keras untuk menolak kemauan papanya.
“iya papa tahu dan semenjak itulah dia mengidap penyakit Leukimia. Penyakit yang bisa merenggut nyawanya kapan saja,” ujar papanya yang mulai meninggikan volume suaranya.
Franda sahabat kecil Miko. Sudah beberapa tahun ini Franda menghilang dari kehidupannya. Miko memang menyayangi Franda tetapi hanya sebatas sahabat. Namun, Franda menghilang bukan tanpa alasan. Ia menghilang dari Miko karena penyakit mematikan itu, yang ia idap sejak dulu dan sampai sekarang. Membuatnya membawa pergi jauh rasa cinta yang sugguh besar itu dari Miko. Karena ia tak ingin melihat orang yang sangat dicintainya sedih melihat keadaannya seperti sekarang.
   Beberapa hari yang lalu Franda baru mengungkapkan keinginanya untuk menikah dengan Miko kepada orang tuanya. Orang tua Franda akhirnya menyampaikan hal itu kepada orang tua Miko dan memaksa agar anaknya mau menikahi putrinya.
“tapi pa, bagaimana dengan Bella? Papa tahu sendirikan Miko sangat mencintainya,” Miko masih saja berusaha untuk menolak. Sebenarnya keluarga Miko sudah sangat merestui hubungan mereka berdua. Apa lagi papa dan mamanya sangat menyukai gadis seperti Bella. Tapi untuk kali ini papanya tak dapat berbuat apa-apa.
“iya Mik, papa tahu itu. Tapi papa mohon untuk kali ini saja kamu mau menuruti permintaan papa,” ucap papanya sambil memegang pundak putranya dan berharap anaknya itu menjawab ‘Ya’.
“baiklah pa, Miko akan menikah dengan Franda,” Miko tak dapat menolak lagi. Ia akhirnya menyerah dengan kondisi dan kenyataan sepahit ini. Meskipun ia cowok tapi untuk kali ini Miko tak dapat menahan tangisnya.
“baik, satu bulan lagi kamu akan menikah dengannya,” ucap papanya dan langsung berlalu meninggalkan Miko yang masih terpaku dengan nasibnya yang malang.
“baikklah pa,” jawabnya lirih dengan suara yang bergetar. Dengan wajah tertunduk ia berlalu ke kamar.
***
Sebulan ini Bella tak pernah lagi melihat wajah Miko. Miko seolah telah hilang ditelan bumi. Rasa rindunya sudah tak dapat dibendung lagi. Ia sudah menanyakan keberadaan Miko kepada semua sahabat pacarnya itu. Tapi tak ada satupun dari mereka yang tahu. Ia juga berusaha pergi ke rumah Miko, lagi-lagi tak ada hasil, rumah Miko kosong. Bella murung. Sahabat-sahabatnya pun khawatir melihat kondisi Bella yang sekarang suka melamun.
“Bel lo gak kenapa-napa kan?” tanya Fitri. Tapi Bella hanya diam saja.
“Bel lo jangan murung terus dong. Gue jadi khawatir nih,” ujar Kirana yang duduk disebelahnya. Lagi-lagi Bella hanya diam saja.
“malam ini untuk yang kesekian kalinya bakal jadi malam minggu kelabu buat gue,” keluh Bella dan air bening mulai keluar dari pelupuk matanya.
Tiba-tiba handphone miliknya bergetar, dengan sigap ia mengambilnya dari dalam saku. Ternyata ada pesan masuk. Bella tak mengenali nomer siapa itu. Ia pun segera membacanya. “Bel nanti malam kamu bisa kan ke taman, tempat biasa kita ketemuan? Aku harap kamu dateng. Jam 7 malem aku tunggu kamu di sana. –Miko-“ ternyata pesan pendek itu dari Miko. Seakan ada angin segar yang menerpa hatinya. Ia sangat senang sekali Miko telah kembali lagi.
“dari siapa Bel?” tanya Kirana.
“dari Miko. Gue balik dulu ya,” ia segera pamit untuk pulang.
***
Pukul tujuh tepat, Miko tmenunggu Bella ditaman. Miko tertunduk lesu. Ia sedang memutar otak untuk menyampaikan bahwa dirinya akan menikah dengan orang lain. Ia masih sibuk menyusun kata agar tidak menyakiti hati orang yang sangat ia cintai itu.
“Miko!” panggil Bella yang langsung menghampiri dan memeluk Miko dengan sangat erat.
“sudah lama ya Mik?” tanyanya dan langsung duduk disamping Miko.
“gak kok. Bel aku minta maaf ya sudah satu bulan ini aku menghilang dari kamu,” ucap Miko dengan wajah tertunduk.
“gakpapa kok Mik,” balasnya seraya tersenyum.
Ya Tuhan terbuat dari apa hati perempuan ini? Dia begitu baik. Aku sangat mencintainya. Tak tega rasanya jika aku harus mengatakan semua ini kepadanya. Ujar Miko dalam hati kecilnya.
“Bel?”
“iya Mik,”
“sepertinya hubungan kita harus berakhir sampai di sini,” dengan berat hati Miko mulai mengatakannya.
“ma...maksut kamu apa Mik?” tanya Bella yang kaget dengan ucapan Miko.
Miko pun kini memberanikan diri untuk menatap mata Bella. Meskipun ia tak tega jika melihat wanita di depannya ini menangis nantinya.
“Bel maafin aku. Aku mohon maafin aku. Besok aku akan menikah dengan perempuan pilihan orang tuaku,” ujarnya dan terlihat mata Miko mulai berkaca-kaca.
“aku gak bisa menolaknya Bel. Dia sahabat kecilku namanya Franda dan dia mengidap Leukimia. Franda ingin disisa-sisa hidupnya menikah denganku. Maaf aku gak bisa menolak keinginanya itu. Maaf aku gak bisa perjuangin cinta kita. Aku memang lelaki paling bodoh sedunia Bel. Aku mohon pengertian kamu. Aku sayang kamu,” jelas Miko panjang lebar.
Ia tak mau Bella salah paham. Ia juga memeluk tubuh Bella dengan sangat erat. Bella melepas pelukan itu dengan lembut. Miko meraih kedua telapak tangan Bella dan menggegamnya erat. Bella merasakan tetesan air mata yang jatuh. Yah, saat ini Miko tengah menagis, lagi-lagi dengan wajah tertunduk.
“baiklah Mik kalau memang itu yang harus kamu lakukan. Aku akan mengikhlaskan cinta kamu buat orang lain,” ujarnya dengan suara yang sedikit bergetar menahan tangisnya untuk tidak keluar.
Tetapi sebenarnya hati Bella sangat sakit. Lebih sakit dari pada tertusuk oleh senjata tajam. Ia mencoba untuk ikhlas dan tegar melepas cintanya. Meskipun ia masih sangat mencintai Miko. Dalam benak Bella, kalau pun memang Miko adalah jodohnya, pasti Miko akan kembali kepadanya lagi.
“makasih ya Bel. Sekali lagi maafin aku,” ucap Miko. Ia mengecup bibir mungil Bella untuk yang terakhir kalinya. Bella tak dapat berkata apa-apa lagi, ia terpaku. Dirinya tenggelam pada rasa yang tak menentu. Ada rasa yang menelusup kerelung jiwa masing-masing, yang membuat hati kecil mereka berteriak untuk tidak ingin mengakhiri kisah cinta ini. Namun, kenyataan sama sekali tidak berpihak pada kisah cinta mereka.
       Setelah itu Miko berlalu dari hadapan Bella. Membiarkan Bella sendirian. Tak tega rasanya, tapi mau tak mau ia harus melakukannya. Saat Miko sudah tak terlihat lagi dihadapannya, Bella mulai menangis dibangku yang masih ia duduki bersama Miko tadi.
“maafin aku Bella. Aku harap Tuhan akan mempertemukan kita kembali,” ujar Miko yang kini sudah berada di dalam mobil. Lalu melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Menghilang dari Bella dan cinta sejatinya. ( Hilda Rahma )
sumber : akudanceritaq.blogspot.com

0 Comments:

Post a Comment