“Bella.” Panggil seorang cowok kepada
kekasihnya. Seorang gadis yang telah behasil memikat hati dan telah membuat ia
jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Namun, kali ini sang kekasih telah bertekad
untuk berubah dari sifatnya yang playboy,
yang suka gonta-ganti cewek, dan suka menyakiti hati perempuan. Ia juga sudah
bertekad untuk merubah sikapnya demi menjaga hubungannya dengan Bella.
“Miko.”
sahut Bella yang kemudian menoleh. Bella, gadis cantik yang mempunyai hati baik
nan lembut. Tipe cewek yang setia. Bella sangat menyayangi Miko melebihi ia
menyayangi dirinya sendiri. Mereka berdua sudah menjalin hubungan sejak kelas 2
SMA. Sekarang mereka sudah kuliah semester enam. Jadi, kurang lebih hubungan
mereka sudah terjalin selama 5 tahun. Sejak dulu Bella sudah mendambakan sosok
kekasih seperti Miko yang sangat sayang sekali kepadanya. Baginya, Miko adalah
pangeran berkuda putih miliknya.
“udah
nunggu lama?” tanya Miko yang tak enak hati.
“gak
kok,”
“kalo
gitu kita langsung berangkat saja ya.” Ajaknya yang sudah mempunyai janji
dengan Bella untuk pergi ke Mall
“baikklah,”
Mereka
berdua segera menuju ke mobil. Selama perjalanan tak hentinya mereka mengobrol.
Ada saja yang mereka bicarakan. Pasangan ini sungguh kompak. Pantas saja mereka
dijuluki best couple love di kampusnya.
“oh
ya Mik, kita ke mall mau ngapain?” tanya Bella disela-sela obrolannya dengan
Miko.
“ya
ampun sayang, kamu lupa ya kita ke mall mau ngapain?” Miko malah balik
bertanya, dan masih fokus untuk menyetir.
“emang
apa Mik? Aku lupa, hehe,” ujar Bella sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak
gatal.
“hemm.
kan aku mau beli jaket couple buat kita
berdua. Biar makin kompak. Masa lupa sih kamu?” jawabnya seraya tersenyum.
“oh
iya. Maaf ya sayang aku lupa,” kata Bella
sedikit tersenyum kecut karena takut Miko akan kecewa.
“no problem sayang,” ujarnya sambil
memegang tangan Bella dengan lembut. Bella membalas dengan senyuman manis yang
ia torehkan dari bibirnya dan berhasil menggembok hati Miko hanya untuknya.
Tak
berapa lama akhirnya mereka berdua sudah sampai di mall dan segera menuju ke
toko yang Miko maksut.
“Mik
jaket ini bagus deh,” ujar Bella saat melihat jaket berwarna coklat tanah. Dan
punggung jaket yang bergambar tokoh kartun kesukaannya, yaitu Garfield.
“kamu
suka?” tanya Miko ikut melihat.
“hehe.
Iya,”
“kapan-kapan
saja ya sayang, aku beliin buat kamu,” kata Miko.
“iya
Miko. Aku juga gak minta dibeliin kok,” sahut Bella yang tak mau dikira cewek
matre.
“mbak!”
panggil Miko kepada salah satu pegawai.
“iya
mas. Ada yang bisa saya bantu?” jawab pegawai itu dengan tersenyum.
“saya
sama cewek saya mau mesen jaket couple. Bisa gak?” tanyanya.
“oh
bisa mas, bisa. Mari ikut saya!” ajak petugas itu ke kantor pemesanan yang diikuti
oleh Miko dan Bella dibelakangnya.
“silahkan
duduk mas, mbak!” ujar pegawai itu mempersilahkan Miko dan Bella untuk duduk.
“anda
mau pesen jaket yang seperti apa?” lanjut pegawai itu bertanya kepada Miko.
“saya
mau yang ada tulisannya ever love. Setelah
itu warna jaketnya merah dan dipadukan dengan warna hitam. Ukuran jaketnya,
mbak bisa kira-kira sendiri kan?” jelas Miko kepada pegawai itu tentang jaket
yang ia pesan.
“baiklah,”
“Bel
kamu setujukan?”
“aku
terserah kamu aja Mik,” jawab Bella.
“oke.
Mbak saya pamit dulu. Kira-kira kapan bisa saya ambil?”
“hari
Jumat bisa mas,” jawab pegawai itu.
Kini
Bella dan Miko dalam perjalanan ke tempat parkir. Saat Bella menoleh ia melihat
ada salah satu tempat di mall, yang membuat langkahnya terhenti sejenak. Tempat
itu adalah tempat untuk para orang tua menitipkan anaknya saat mereka sedang berbelanja.
“Mik
lihat deh! Anak-anak itu lucu-lucu ya, kayak aku. Hehe,” kata Bella yang masih
tetap fokus melihat ke tempat tersebut.
“kenapa?
Kamu mau punya anak kayak mereka?” tanya Miko sedikit menggoda.
“hehe.
Iya,”
“secepatnya
aku bakal meminang kamu Bel, karena aku gk mau kehilangan kamu” ucap Miko
sambil membelai rambut panjang Bella.
“hem.
iya Mik,” ucap Bella disertai senyuman.
***
Saat
ini Miko sedang berada dikampusnya. Ia sedang menuju ke kantin untuk makan
siang karena rasa laparnya sudah tak dapat ia tahan lagi. Sedangkan Bella tak menemaninya
karena masih ada kuliah.
“Mik,
sini woyy!” panggil teman Miko yang bernama Fadli.
“hey
Fad,” balas Miko lalu menghampirinya.
“bu
bakso, es teh manis satu,” lanjutnya untuk memesan makanan.
“baik
mas, tunggu sebentar,” jawab ibu kantin. Tak sampai menunggu lama pesanan pun
datang dan Miko langsung melahapnya.
“pelan-pelan
Mik,” tegur Fadli.
“hehe.
Gue laper banget Fad. Uhuk uhuk,”
“minum
dulu sono!” perintah Fadli. Miko pun meminum es teh manisnya sedikit.
“gimana
jaketnya udah jadi?” tanya Fadli.
“belum.”
“lama
banget. Perasaan lo mesen udah dari lima hari yang lalu,”
“namanya
juga mesen,” jawab Miko dan masih melahap baksonya.
“ciyee
yang habis ini mau couplean jaket sama Bella. Makin kompak aja dong,” goda
Fadli.
“ya
harus dong. Lo cari cewek sono. Betah banget lo ngejomblo. Apa jangan-jangan lo..,”
ucap Miko yang terpotong lalu diselingi tawa.
“enak
aja lo Mik,” tukas Fadli, tau apa yang dimaksut Miko.
***
Kemarin
Miko sudah mengambil jaket yang ia pesan
tempo hari meskipun Bella tak dapat menemaninya. Karena ada acara keluarga di
Bandung. Tapi Miko sudah menghubungi Bella agar hari ini ia bisa ke taman,
tempat mereka biasa berkencan untuk mengenakan jaket itu bersama-sama.
“Bella
mana sih? Lama banget,” Miko gelisah menunggu Bella yang tak kunjung kelihatan
batang hidungnya. Sudah satu jam ia menunggu di taman. Banyak pula pasangan
kekasih yang sedang berkencan dimalam minggu seperti ini.
“eh
apa-apaan sih lo?” tiba-tiba ada yang menutup matanya dari belakang. “siapa lo?
Lepasin gak!” ucapnya lagi.
“em
siapa ya? Kasih tahu gak ya?” goda orang itu, yang ternyata Bella.
“Bella,”
pekik Miko lalu membalikkan badannya.
“maaf
ya Mik aku lama,”
“it’s oke kok sayang. Sampai 50 tahun pun
kamu bakal aku tunggu kok,” ucapnya bergombal ria.
“Bel
kita duduk dibangku itu yuk!” ajak Miko.
“yuk,”
“oh iya Bel. Nih jaketnya, kamu lihat deh!”
ucap Miko sambil memberikan jaket itu kepada Bella.
“ya
ampun sayang, ini bagus banget,” ujar Bella. “kita pakek bareng-bareng ya,”
ajaknya
“oke
sayang,” Miko pun segera memakainya.
Miko
dan Bella tengah menikmati malam minggu yang sangat romantis ini.
“Mik,
gak kerasa yah hubungan kita udah berjalan lima tahun lebih. Aku pengen kayak
gini terus sama kamu.” ucap Miko sambil menidurkan kepalanya kebahu sang
kekasih. Lalu dibalas rangkulan hangat dari Miko.
“iya
Bel. Aku juga mau kita sama-sama terus,”
“semoga
tidak ada satu orang pun yang bisa memisahkan cinta kita ya Mik. I love you,” ucap Bella dan
membisikkan kata cinta ketelinga Miko.
“love you too sayang,” balasnya sambil
mengecup kening Bella.
Hari
sudah larut malam Bella mengajak Miko untuk segera pulang.Setelah sampai
dirumah ia langsung masuk ke dalam. Tapi kedatangan Bisma sudah ditunggu-tunggu
oleh papanya diruang tamu.
“papa
tumben jam segini belum tidur?” tanya Miko kepada papanya yang sedang duduk
disofa dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar.
“papa
memang sengaja menunggu kamu. Dari mana saja kamu Mik?” tanya papanya dengan
suara pelan.
“dari
keluar sama Bella pa. Oh ya, maksud papa sengaja nunggu Miko apa ya?” Miko
balik bertanya.
“ada
yang mau papa bicarakan sama kamu. Ayo kamu duduk dulu!” ujar papanya dan Miko
langsung duduk disofa samping papanya.
“bicara
apa pa?” tanyanya dengan nada sopan.
“papa
mau jodohin kamu dengan anak sahabat papa. Anaknya itu sahabat kamu waktu kecil,”
ujar papanya dan berhasil membuat Miko terkejut bukan main.
“apa pa? Maksut papa Franda? Tapi bagaimana dengan Bella? Miko sangat mencintainya
pa,” ucap Miko dengan suara bergetar. Ia masih belum bisa menerima kenyataan
pahit seperti ini. Ia juga merasa tak mampu jika harus berpisah dengan Bella,
wanita yang sangat ia cintai.
“ayolah
Mik! Ini juga demi persahabatan papa dengan papanya Franda. Asal kamu tahu
Franda sangat mencintai kamu. Dia ingin disisa hidupnya menikah dengan kamu,”
papanya masih saja berusaha untuk merayu.
“maksut
papa apa? Miko sama sekali tidak mencintai Franda. Miko dan dia hanya sebatas
sahabat dan toh Franda sudah menghilang sejak dia pindah SMA ke luar kota pa,” Miko
masih berusaha keras untuk menolak kemauan papanya.
“iya
papa tahu dan semenjak itulah dia mengidap penyakit Leukimia. Penyakit yang
bisa merenggut nyawanya kapan saja,” ujar papanya yang mulai meninggikan volume
suaranya.
Franda
sahabat kecil Miko. Sudah beberapa tahun ini Franda menghilang dari
kehidupannya. Miko memang menyayangi Franda tetapi hanya sebatas sahabat.
Namun, Franda menghilang bukan tanpa alasan. Ia menghilang dari Miko karena
penyakit mematikan itu, yang ia idap sejak dulu dan sampai sekarang. Membuatnya
membawa pergi jauh rasa cinta yang sugguh besar itu dari Miko. Karena ia tak
ingin melihat orang yang sangat dicintainya sedih melihat keadaannya seperti
sekarang.
Beberapa hari yang lalu Franda baru mengungkapkan keinginanya
untuk menikah dengan Miko kepada orang tuanya. Orang tua Franda akhirnya
menyampaikan hal itu kepada orang tua Miko dan memaksa agar anaknya mau
menikahi putrinya.
“tapi
pa, bagaimana dengan Bella? Papa tahu sendirikan Miko sangat mencintainya,” Miko
masih saja berusaha untuk menolak. Sebenarnya keluarga Miko sudah sangat
merestui hubungan mereka berdua. Apa lagi papa dan mamanya sangat menyukai
gadis seperti Bella. Tapi untuk kali ini papanya tak dapat berbuat apa-apa.
“iya
Mik, papa tahu itu. Tapi papa mohon untuk kali ini saja kamu mau menuruti
permintaan papa,” ucap papanya sambil memegang pundak putranya dan berharap
anaknya itu menjawab ‘Ya’.
“baiklah
pa, Miko akan menikah dengan Franda,” Miko tak dapat menolak lagi. Ia akhirnya
menyerah dengan kondisi dan kenyataan sepahit ini. Meskipun ia cowok tapi untuk
kali ini Miko tak dapat menahan tangisnya.
“baik,
satu bulan lagi kamu akan menikah dengannya,” ucap papanya dan langsung berlalu
meninggalkan Miko yang masih terpaku dengan nasibnya yang malang.
“baikklah
pa,” jawabnya lirih dengan suara yang bergetar. Dengan wajah tertunduk ia
berlalu ke kamar.
***
Sebulan
ini Bella tak pernah lagi melihat wajah Miko. Miko seolah telah hilang ditelan
bumi. Rasa rindunya sudah tak dapat dibendung lagi. Ia sudah menanyakan
keberadaan Miko kepada semua sahabat pacarnya itu. Tapi tak ada satupun dari
mereka yang tahu. Ia juga berusaha pergi ke rumah Miko, lagi-lagi tak ada hasil,
rumah Miko kosong. Bella murung. Sahabat-sahabatnya pun khawatir melihat
kondisi Bella yang sekarang suka melamun.
“Bel
lo gak kenapa-napa kan?” tanya Fitri. Tapi Bella hanya diam saja.
“Bel
lo jangan murung terus dong. Gue jadi khawatir nih,” ujar Kirana yang duduk
disebelahnya. Lagi-lagi Bella hanya diam saja.
“malam
ini untuk yang kesekian kalinya bakal jadi malam minggu kelabu buat gue,” keluh
Bella dan air bening mulai keluar dari pelupuk matanya.
Tiba-tiba
handphone miliknya bergetar, dengan
sigap ia mengambilnya dari dalam saku. Ternyata ada pesan masuk. Bella tak
mengenali nomer siapa itu. Ia pun segera membacanya. “Bel nanti malam kamu bisa
kan ke taman, tempat biasa kita ketemuan? Aku harap kamu dateng. Jam 7 malem
aku tunggu kamu di sana. –Miko-“ ternyata pesan pendek itu dari Miko. Seakan
ada angin segar yang menerpa hatinya. Ia sangat senang sekali Miko telah
kembali lagi.
“dari
siapa Bel?” tanya Kirana.
“dari
Miko. Gue balik dulu ya,” ia segera pamit untuk pulang.
***
Pukul
tujuh tepat, Miko tmenunggu Bella ditaman. Miko tertunduk lesu. Ia sedang
memutar otak untuk menyampaikan bahwa dirinya akan menikah dengan orang lain.
Ia masih sibuk menyusun kata agar tidak menyakiti hati orang yang sangat ia
cintai itu.
“Miko!”
panggil Bella yang langsung menghampiri dan memeluk Miko dengan sangat erat.
“sudah
lama ya Mik?” tanyanya dan langsung duduk disamping Miko.
“gak
kok. Bel aku minta maaf ya sudah satu bulan ini aku menghilang dari kamu,” ucap
Miko dengan wajah tertunduk.
“gakpapa
kok Mik,” balasnya seraya tersenyum.
Ya Tuhan terbuat dari apa hati
perempuan ini? Dia begitu baik. Aku sangat mencintainya. Tak tega rasanya jika
aku harus mengatakan semua ini kepadanya. Ujar Miko dalam hati
kecilnya.
“Bel?”
“iya
Mik,”
“sepertinya
hubungan kita harus berakhir sampai di sini,” dengan berat hati Miko mulai
mengatakannya.
“ma...maksut
kamu apa Mik?” tanya Bella yang kaget dengan ucapan Miko.
Miko
pun kini memberanikan diri untuk menatap mata Bella. Meskipun ia tak tega jika
melihat wanita di depannya ini menangis nantinya.
“Bel
maafin aku. Aku mohon maafin aku. Besok aku akan menikah dengan perempuan
pilihan orang tuaku,” ujarnya dan terlihat mata Miko mulai berkaca-kaca.
“aku
gak bisa menolaknya Bel. Dia sahabat kecilku namanya Franda dan dia mengidap
Leukimia. Franda ingin disisa-sisa hidupnya menikah denganku. Maaf aku gak bisa
menolak keinginanya itu. Maaf aku gak bisa perjuangin cinta kita. Aku memang
lelaki paling bodoh sedunia Bel. Aku mohon pengertian kamu. Aku sayang kamu,”
jelas Miko panjang lebar.
Ia
tak mau Bella salah paham. Ia juga memeluk tubuh Bella dengan sangat erat. Bella
melepas pelukan itu dengan lembut. Miko meraih kedua telapak tangan Bella dan
menggegamnya erat. Bella merasakan tetesan air mata yang jatuh. Yah, saat ini
Miko tengah menagis, lagi-lagi dengan wajah tertunduk.
“baiklah
Mik kalau memang itu yang harus kamu lakukan. Aku akan mengikhlaskan cinta kamu
buat orang lain,” ujarnya dengan suara yang sedikit bergetar menahan tangisnya
untuk tidak keluar.
Tetapi
sebenarnya hati Bella sangat sakit. Lebih sakit dari pada tertusuk oleh senjata
tajam. Ia mencoba untuk ikhlas dan tegar melepas cintanya. Meskipun ia masih
sangat mencintai Miko. Dalam benak Bella, kalau pun memang Miko adalah
jodohnya, pasti Miko akan kembali kepadanya lagi.
“makasih
ya Bel. Sekali lagi maafin aku,” ucap Miko. Ia mengecup bibir mungil Bella
untuk yang terakhir kalinya. Bella tak dapat berkata apa-apa lagi, ia terpaku.
Dirinya tenggelam pada rasa yang tak menentu. Ada rasa yang menelusup kerelung
jiwa masing-masing, yang membuat hati kecil mereka berteriak untuk tidak ingin
mengakhiri kisah cinta ini. Namun, kenyataan sama sekali tidak berpihak pada
kisah cinta mereka.
Setelah itu Miko berlalu dari hadapan Bella. Membiarkan
Bella sendirian. Tak tega rasanya, tapi mau tak mau ia harus melakukannya. Saat
Miko sudah tak terlihat lagi dihadapannya, Bella mulai menangis dibangku yang
masih ia duduki bersama Miko tadi.
“maafin
aku Bella. Aku harap Tuhan akan mempertemukan kita kembali,” ujar Miko yang kini
sudah berada di dalam mobil. Lalu melajukan mobilnya dengan sangat cepat.
Menghilang dari Bella dan cinta sejatinya. ( Hilda Rahma )
sumber : akudanceritaq.blogspot.com
0 Comments:
Post a Comment